MAKALAH AKUNTANSI PERBANKAN
“Akuntansi Penanaman Dana Bank”
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna memperoleh nilai tugas Mata Kuliah Akuntansi Perbankan
![](file:///C:/Users/ADI/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
Di Susun Oleh:
Putri Kusuma Dewi (110040184)
Yosephin Febriani (110040199)
Adi Purnama (110040207)
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2013/2014
Jl. Pemuda No. 32 Cirebon Telp(0231) 206558 Fax. 236742
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan atas segala limpahan rahmat dan karunia Allah SWT, karenaNya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahcurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, rosul penutup dan pemberi syafaat yang mulia. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah perbankkan, adapun judul makalah ini adalah “AKUNTANSI PENANAMAN DANA BANK”.
Cirebon, 2 April 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………….. 1
1.3 Tujuan ………………………………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Akuntansi Penanaman Dana BanK ………………………………………… 3
2.1.1 Kas Dan Bank……………………………………………………… 4
2.1.2 Remisme…………………………………………………………… 5
2.1.3 Surat berharga……………………………………………………… 6
2.1.4 Kredit Yang Diberikan…………………………………………….. 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………. 13
3.2 Saran………………………………………………………………………… 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dana masyarakat yang disimpan dalam bank sebagaimana diketahui merupakan sumber dana yang dominan dan paling diandalkan bank dalam melangsungkan kegiatan usahanya. Dalam kehidupan sehari-hari hampir semua orang tahu apa yang disebut bank dan orang dapat menunjukkan mana bukan bank dan mana yang merupakan bank. Namun demikian patut diketahui defenisi baku mengenai bank dari beberapa sumber.
Sebagai lembaga keuangan, bank memiliki usaha pokok berupa menghimpun dana yang (sementara) tak dipergunakan untuk kemudian menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat untuk jangka waktu tertentu. Fungsi untuk mencari dan selanjutnya menghimpun dana dalam bentuk simpanan (deposito) turut mempengaruhi pertumbuhan suatu bank, sebab volume dana yang berhasil dihimpun atau disimpan tentunya akan menentukan pula volume dana yang dikembangkan oleh bank tersebut dalam bentuk penanaman dana yang menghasilkan.
Menurut Undang-undang No.10/1998 pasal 1 ayat 5 (1998, hal. 6) yang memberikan pengertian simpanan pada bank adalah sebagai berikut: “Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu”. Uang tunai yang dimiliki ataupun dikuasai bank tidaklah berasal dan uang milik bank itu sendiri, tetapi juga berasal dari uang orang lain, pihak lain yang “dititipkan” pada bank dan sewaktu-waktu atau pada saat tertentu akan diambilnya baik sekaligus maupun berangsur-angsur
1.2 Rumusan masalah
Dalam hal ini ada beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Apa pengertian penanaman dana bank?
2. Bagaimana cara menghitung remisme?
3. Apa itu surat berharga ?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang Akuntansi Penanaman Dana Bank
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskann Jenis-Jenis Penanaman Dana Bank
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskann Kas dan Bank, Resisme, Surat Berharga
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 AKUNTANSI PENANAMAN DANA BANK
Penanaman dana bank yang harus dilakukan bertujuan untuk menciptakan pendapatan bank melalui penciptaan aktiva produktif yang menghasilkan. Besarnya penempatan dana harus selalu diperhitunkan oleh tiap bank agar pendapatan yang dihasilkan dapat membayar biaya dana yang telah dipergunakan, menutupi kebutuhan biaya operasional atau overhead, resiko yang diperhitungkan, dan sejumlah margin atau laba yang dikehendaki.
Karena penanaman dana erat kaitannya dengan pendapatan bunga yang dihasilkan, maka pembahasan dibawah ini menyangkut pos-pos aktiva dan pendapatan.
Penanaman uang kas untuk tujuan operasional harus diperhitungkan atas dasar kebutuhan dana rata-rata uang tunai setiap hari. Akuntansi pada sisi aktiva yang menyangkut penanaman dana seperti :
1. Penanaman dana dalam alat likuid atau kas
2. Penanaman dana pada lembaga-lembaga keuangan
3. Penanaman dana dalam bentuk perkreditan
4. Penanaman dana dalam aktiva tetap
Jenis-jenis penanaman dana ini antara lain :
1. Remise atau pengiriman uang antar cabang dalam suatu bank adalah pengiriman uang secara fisik dari satu bank ke bank lain atau dari satu cabang ke cabang lainnya.
2. Penanaman pada bank-bank lain dalam bentuk giro, deposito berjangka, call money, deposite on call, surat-surat berharga, serta penanaman dana dalm bentuk kredit.
Salah satu bentuk penanaman uang yang dilakukan oleh suatu bank adalah penanaman dalam bentuk surat-surat berharga adalah instrument-instrument yang ada dalam pasar uang. Penanaman ini bersifat sementara dan dimaksudkan untuk dijual kembali setelah di proyeksi adanya keuntungan dari surat berharga tersebut. Standar akuntansi keuangan mengatur perlakuan akuntansi untuk surat-surat berharga yang segera dapat dijual merupakan bentuk penyertaan sementara. Penyertaan ini harus mempunyai pasaran dan dapat diperjual belikan dengan segera dimaksudkan untuk dijual dalam jangka waktu dekat bila terdapat kebutuhan dana untuk kegiatan umum perusahaan. Perbedaan dengan penyertaan jangka panjang yang tujuannya adalah untuk menguasai perusahaan lain, pada penyertaan sementara ini dimaksudkan hanyalah untuk pemanfaatan dana berlebihan yang belum dapat disalurkan ke dalam sector yang menguntungkan yang menjadi usaha utama suatu bank.
Dari neraca utama setiap bank umum dapat dijumpai bahwa kredit atau debitur merupakan komponen aktiva terbesar dari seluruh jumlah aktiva yang dimiliki suatu bank. Akuntansi untuk kredit atau debitur ini harus dilakukan dengan cermat agar mampu menberikan informasi kredit kepada manajemen secara efektif. Setiap transaksi yang bersangkut paut dengan debitur seperti pembukuan rekening, penyetoran, penarikan, perhitungan bunga, perhitungan komisi atau profisi kredit, kemacetan maupun penyisihan debitur yang dilakukan haruslah di catat dengan tepat waktu dan lengkap. Debitr merupakan aktiva terbesar yang dimiliki oleh suatu bank. Akuntansi untuk debitur meliputi beberapa prosedur pencatatan yang meliputi :
1. Persetujuan dan pemberian kredit
2. Penarikan cek oleh nasabah debitur
3. Pembebanan bungan debitur kepada nasabah debitur
4. Pelunasaan pokok debitur
5. Pembayaran bunga oleh nasabah debitur
6. Penilaian debitur pada neraca
Khusus untuk pencatatan pendapatan bunga debitur dapat dilakukan baik secara cash basis maupun accrual basis
2.1.1 KAS dan BANK
Kas adalah mata uang kertas dan logam baik rupiah maupun mata uang asing yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah
Dasar Pengaturan :
kas dan setara kas terdiri atas :
- Kas
- Giro pada Bank Indonesia
- Giro pada Bank lain
Dalam pengertian termasuk mata uang rupiah dan asing yang ditarik dari peredaran dan yang masih dalam masa tenggang untuk penukarannya ke Bank Indonesia atau Bank Sentral Negara yang bersangkutan, kas besar, kas kecil, kas ATM, dan kas dalam perjalanan. Tidak termasuk dalam pengertian kas adalah emas batangan dan uang logam yang diterbitkan untuk memperingati peristiwa nasional, uang emas, uang logam asing dan uang kertas asing yang sudah tidak berlaku.
Penanaman uang kas untuk tujuan operasional harus diperhitungkan atas kebutuhan dana rata-rata uang tunai setiap hari. Kebutuhan uang yang melonjak pada hari-hari tertentu dapat disediakan dari persediaan dalam rekening penempatan dana tunai maupun penempatan pada beberapa bank harus dilakukan dengan memperhitungkan kebutuhan minimum dan syarat yang harus dipelihara oleh suatu bank
Berkenaan dengan syarat minimum alat likuid yang harus ada, semua bank diwajibkan untuk mempertahankan saldo giro minimal di Bank Indonesia sebesar lima persen dari dana masyarakat yang dimiliki. Oleh sebab itu, setiap bank harus memiliki informasi akuntansi yang akurat akan posisi dana masyarakat.
Tujuan dari memelihara minimum alat likuid ini adalah selain untuk memelihara likuiditas juga untuk meghindari terjadinya over atau under liquid, memanfaatkan kelebihan dana untuk dapat disalurkan kepada aktiva yang dapat menciptakan pendapatan.
2.1.2 REMISME
Remisme adalah pengiriman uang secara fisik dari satu bank ke bank lain atau dari satu cabang ke cabang lainnya. Lazimnya remisme dilakukan antar cabang suatu bank.
Akuntansi untuk Remisme
Akuntansi untuk transaksi remisme diperlukan pada saat pengiriman uang fisik ke cabang atau pada saat penerimaan uang fisik di cabang.
Sebagai contoh Bank Omega-Jakarta mengirim uang secara fisik sebesar Rp 500.000.000 tunai kepada Bank Omega-Bandung disebabkan kebutuhan alat likuid di cabang tersebut. Oleh Bank Omega-Jakarta akan dibukukan :
RAK-Cabang Bandung | Rp. 500.000.000 | |
Kas | | Rp. 500.000.000 |
Oleh Bank Omega-Bandung, setelah menerima uang secara fisik tersebut akan di bukukan :
Kas | Rp. 500.000.000 | |
RAK-Cabang Jakarta | | Rp. 500.000.000 |
Penanaman Alat Likuid dalam Rekening Bank Lainnya
Akuntansi penanaman pada bank lain meliputi saat penanaman, saat penerimaan atau perhitungan bunga dan saat pencairan.
Sebagai contoh, apabila Bank Omega-Jakarta membeli deposito berjangka Bank ABC sebesar Rp. 200.000.000 suku bunga 24% setahun, jangka waktu 3 bulan. Disamping itu, Bank Omega-Jakarta menempatkan sebagian dananya pada Bank XYZ-Jakarta untuk call money sebesar Rp. 400.000.000 dengan suku bunga sebesar 30% setahun, dana dapat ditarik seawktu-waktu. Bank Omega juga menempatkan uangnya pada Bank RST-Jakarta dalam bentuk deposito on call sebesar Rp. 450.000.000 suku bunga 26% setahun, jangka waktu 2 bulan. Pembayaran kepada lembaga keuangan tersebut diatas dilakukan atas beban rekening giro Bank Omega-Jakarta pada Bank Indonesia.
Oleh Bank Omega-Jakarta dibukukan sebagai berikut :
Bank-bank Lain - Deposito Berjangka - Rekening Bank ABC – Jakarta | Rp. 200.000.000 | |
Bank-bank Lain - Call Money – Rekening Bank XYZ Jakarta | Rp. 450.000.000 | |
Bank-bank Lain – Deposits On Call – Rekening Bank RST-Jakarta | Rp. 450.000.000 | |
Bank Indonesia | | Rp. 1.050.000.000 |
Penerimaan bunga secara berkala pada akhir bulan pertama diterima oleh Bank-Omega dan langsung dibukukan pada rekening Giro Bank Omega-Jakarta di masing-masing bank tersebut.
Bank Lain – Giro – Rekening Bank ABC | Rp. 4.000.000 | |
Bank Lain – Giro – Rekening Bank XYZ | Rp. 10.000.000 | |
Bank Lain – Giro – Rekening Bank RST | Rp. 9.750.000 | |
Pendapatan Bunga Penempatan – Deposito Berjangka | | Rp. 4.000.000 |
Pendapatan Bunga Penempatan – Call Money | | Rp. 10.000.000 |
Pendapatan Bunga Penempatan – Deposits On Call | | Rp. 9.750.000 |
2.1.3 SURAT BERHARGA
Salah satu bentuk penanaman uang yang dilakukan oleh suatu Bank adalah penanaman dalam bentuk surat-surat berharga yaitu instrument-instrument yang ada dalam pasar uang. Penanaman ini bersifat sementara dan dimaksudkan untuk dijual kembali setelah diproyeksikan adanya keuntungan dari surat berharga tersebut.
Satandar akuntansi keuangan mengatur pelakuan akuntansi untuk surat-surat berharga yang segera dapat dijual merupakan bentuk penyertaan sementara dalam rangka pemanfaatan dana yang tidak dapat digunakan. Karena sifatnya yang sementara ini, penyertaan ini harus mempunyai sifat sebagai berikut :
1. Mempunyai pasaran dan dapat diperjualbelikan dengan segera
2. Dimaksudkan untuk dijual dalam jangka waktu dekat bila terdapat kebutuhan dana untuk kegiatan umum perusahaan
3. Tidak dimaksudkan untuk menguasai perusahaan lain
Berbeda dengan penyertaan jangka panjang yang tujuannya adalah untuk menguasai perusahaan lain, pada penyertaan sementara ini dimaksudkan hanyalah untuk pemanfaatan dana berlebih yang belum dapat disalurkan kedalam sector yang menguntungkan yang menjadi usaha utama suatu bank.
Jenis Surat Berharga
Jenis-jenis surat berharga yang dimiliki oleh suatu bank dalam jangka waktu yang relative pendek antara lain :
1. Surat yang berlaku dalam pasar uang
2. Wesel
3. Obligasi
4. Saham
5. Sekuritas kredit atau setiap derivative dari surat berharga atau kepentingan lain atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar uang dan pasar modal.
Akuntansi Surat Berharga
Akuntansi untuk surat berharga meliputi pembelian, penjualan, penilaian, dan segi-segi khusus seperti pengungkapan(disclosure) dan lainnya.
Akuntansi Pembelian Surat Berharga
Pembelian setiap jenis surat berharga yang dilakukan oleh suatu bank harus dicatat menurut harga beli yang telah disetujui dengan penjualan dan semua biaya-biaya yang terjadi dalam transaksi pembelian tersebut, seperti komisi broker dan lainnya akan termasuk dan tercatat dalam harga beli surat berharga. Karena terdapat berbagai jenis surat berharga yang dimiliki oleh suatu bank, perlu penjelasan lebih lanjut mengenai tata cara akuntansi pembeliannya.
Obligasi
Obligasi adalah suatu istilah yang dipergunakan dalam dunia keuangan yang merupakan suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran. Ketentuan lain dapat juga dicantumkan dalam obligasi tersebut seperti misalnya identitas pemegang obligasi. Obligasi pada umumnya diterbitkan untuk suatu jangka waktu tetap diatas 10 tahun.
Dalam hal pembelian Surat Berharga berupa Obligasi yang dibeli antara tanggal pembayaran bunga, maka pembayaran bunga tersebut bukan merupakan bagian dari harga perolehan, tetapi dimasukkan dalam pos pendapatan bunga. Perbedaan antara harga perolehan dengan nilai nominal obligasi diakui sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasi selam jangka waktu obligasi yang bersangkutan.
2.1.4 KREDIT YANG DIBERIKAN
Aktiva produktif yang sangat diandalkan oleh bank yang menghasilkan pendapatan besar adalah debitur/kredit.
Akuntansi untuk kredit ini harus dilakukan dengan cermat agar mampu memberikan informasi yang efektif kepada manajemen
- Jenis kredit yang diberikan oleh bank
a. Kredit Investasi
b. Kredit Modal Kerja
c. Kredit Profesi, dsb.
- Jangka waktu kredit:
1. Kredit jangka pendek
2. Kredit jangka panjang
- Akuntansi Kredit meliputi:
Akuntansi kredit meliputi beberapa prosedur:
1. Persetujuan dan pemberian pagu kredit
2. Penarikan cek oleh nasabah/debitur
3. Pembebanan bunga pada debitur
4. Pelunasan pokok
5. Wanprestasi pembayaran
6. Penilaian debitur pada neraca
a. Persetujuan Dan Pemberian Kredit
- Saat persetujuan kredit dicatat:
K: Rek.Admin rupiah-kredit yg disetujui
Kasus: Bank Omega–Jakarta telah menyetujui pemberian kredit investasi kepada PT Pizzaria sebesar Rp 250.000.000 untuk rencana expansi usaha dengan suku bunga sebesar Rp 1.500.000, biaya materai dan lainnya Rp 50.000, biaya notariat pada notary Andi sebesar Rp 5.000.000 dibebankan dan dibayar lansung oleh calon nasabah pada bank Omega-Jakarta. Oleh Bank Jakarta komitmen ini dicata:
K: Rek. Administrasi-Kredit yang telah disetujui Rp 250.000.000
Sedangkan untuk perhitungan provisi kredit dicatat:
D: Giro – debitur K: Pendapatan provisi kredit
D: Giro-Rekening PT Pizaria Rp 6.550.000
K: Pendapatan Provisi Kredit Rp 1.500.000
K: Persediaan Formulir Berharga Rp 50.000
K Giro – Rekening Tn Andi Rp 5.000.000
b. Saat Penarikan Kredit Oleh Debitur
Setiap terjadi penarikan oleh debitur dibukukan dalam rekening efektif
D: Debitur
K: BI – Giro
Kasus : PT Pizzaria menarik selembar cek debitur yang telah disetujui sebesar Rp 35.000.000 kepada Pt MNA, kemudian cek disetorkan ke Bank Omega – Jakarta untuk keuntungan PT MNA, nasabah Bank ABC – Jakarta melalui kliring. Oleh Bank Omega Jakata dibukukan:
D: Debitur-Rekening PT Pizzaria Rp 35.000.000
K: Bank Indonesia-Giro Rp 35.000.000
Dan dicatat pada rek. Administratif :
D: Rek. Adm.rupiah – kredit yg disetujui Rp 35.000.000
c. Perhitungan Bunga Kredit
Besarnya bunga dihitung dari lamanya hari outstanding kredit .
Pengakuan pendapatan bunga dilakukan:
1. Accrual basis (saat jatuh tempo)
D: Debitur tunggakn bunga
K: Pendapatan bunga debitur
2. Cash basis (saat penerimaan): bila debitur merupakan non-performing loan:
D: Rek.Admin-tunggakan bunga debitur
Kasus:
Sampai akhir bulan PT Pizzaria tidak melakukan mutasi lagi. Maka pencatan bunganya sbb (bunga 28%/tahun) :
- Accrual basis (saat jatuh tempo)
D: Debitur Tunggakan Bunga- Rekening PT Pizzaria Rp 816.667
K: Pendapatan Bunga Debitur Rp 816.667
- Cash basis (saat penerimaan)
D: Rek.Admin-tunggakan bunga debitur Rp 816.667
d. Pelunasan bunga
1. Accrual basis
D: BI – Giro
K: Debitur tunggakan bunga
2. Cash basis
D: BI – Giro
K: Pendapatan bunga-debitur
3. Rekening administratif dicatat:
K: Rek.admin-debitur tunggakan bunga
Pelunasan pokok pinjaman. Pada saat pelunasan kredit dicatat:
D: Kas
K: Debitur- rek.debitur
Koletibilitas meliputi:
- Lancar(standar)
- Kurang lancar (sub-standar)
- Diragukan (doubtful)
- Macet (uncollectible)
e. Wanprestasi Nasabah Debitur
Bila terjadi wanpestasi dalam pelunasan pokok, maka pencatatnya harus dipisah kan dari debitur yang masih aktif
D: Debitur tunggakan pokok
K: Debitur – Rek. debitur
Praktek kredit yang berjalan saat ini harus membeda-bedakan berdasarkan kolektibilitasnya. Kolektibilitas terdiri dari :
- Lancar :
bila nasabah ybs tidak pernah melakukan penunggakan (bayar tepat waktu).
- kurang lacar :
nasabah telah menungggak pelunasan bunga atau pokok pinjaman (<dari 6 bulan)
2. diragukan :
nasabah telah menungggak pelunasan bunga atau pokok pinjaman >dari 6 bulan)
3. macet.: diragukan :
nasabah telah tidak mampu lagi melunasi kewajibannya baik bunga ataupun pokok.
Tujuannya untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam mengambil keputusan
g. Penilaian Debitur Pada Neraca
- Penilaian debitur pada neraca dilakukan atas dasar kolektibilitas debitur yang outstanding
- Penyisihan dibebankan ke ikhtisar laba-rugi dalam rek.Biaya penyisihan debitur diragukan
D: Biaya debitur ragu
K: Penyisihan debitur diragukan
Kasus Saldo debitur Bank Omega –Jakarta sebesar Rp 20.000.000.000 terdiri dari :
Kolektibilitas I Rp 18.000.000.000
Kolektibilitas II Rp 2.000.000.000
Penyisihan debitur ragu-ragu :
Kolektibilitas I = 1% (Rp 18.000.000.000*50%) = Rp 90.000.000
Kolektibilitas II = 5% (Rp 2.000.000.000*50%) = Rp 50.000.000
Besarnya penyisihan debitur:
D: Biaya Debitur ragu Rp 140.000.000
K: Penyisihan Debitur diragukan Rp 140.000.000
Dengan demikian rekening debitur disajikan dineraca :
Debitur (pokok) Rp 20.000.000.000
Penyisihan Debitur Ragu Rp 140.000.000
Bersih Rp 19.860.000.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Penanaman dana bank yang harus dilakukan bertujuan untuk menciptakan pendapatan bank melalui penciptaan aktiva produktif yang menghasilkan. Salah satu bentuk penanaman uang yang dilakukan oleh suatu bank adalah penanaman dalam bentuk surat-surat berharga adalah instrument-instrument yang ada dalam pasar uang. Penanaman ini bersifat sementara dan dimaksudkan untuk dijual kembali setelah di proyeksi adanya keuntungan dari surat berharga tersebut. Berkenaan dengan syarat minimum alat likuid yang harus ada, semua bank diwajibkan untuk mempertahankan saldo giro minimal di Bank Indonesia sebesar lima persen dari dana masyarakat yang dimiliki. Pembelian setiap jenis surat berharga yang dilakukan oleh suatu bank harus dicatat menurut harga beli yang telah disetujui dengan penjualan dan semua biaya-biaya yang terjadi dalam transaksi pembelian tersebut, seperti komisi broker dan lainnya akan termasuk dan tercatat dalam harga beli surat berharga.
1.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan terutama bagi penulis.
DAPTAR PUSTAKA
http://banking.blog.gunadarma.ac.id/2010/03/04/akuntansi-sumber-dana-2/
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=%20makalah%20akuntansi%20penanaman%20dana%20bank&source=web&cd=9&cad=rja&ved=0CGgQFjAI&url=http%3A%2F%2Fwww.perbanasinstitute.ac.id%2Fattachments%2F992_AKUNTANSI%2520PERBANKAN.pdf&ei=LX9WUfeqEMLIrQe5woDQBA&usg=AFQjCNFb50tvnbGXgWlXnfD5rxoJYnyrwQ&bvm=bv.44442042,d.bmk
0 comments:
Post a Comment